NAMA KELOMPOK :
1. YOLAN JEMNY SETIAWAN (3C114449)
2. ALEXANDER BAGAS SAPUTRA (30114784)
3. WEWEN VIRDYO AFRIANSHA (3C114199)
KELAS : 1DB03
DINAMIKA ORGANISASI
Pengertian organisasi telah banyak
disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip.
Di dalam sebuah organisasi tentu akan terjadi suatu dinamika dimana menuntut
perhatian pengurus dan anggotanya. Dinamika organisasi yang harus dikelola
secara cerdas dan konstruktif ialah terletak pada konflik yang sering timbul di
suatu organisasi, karena dalam kenyataannya konflik tidak selamanya bersifat
destruktif akan tetapi akan mampu meningkatkan produktifitas suatu organisasi
apabila dapat di atasi dan dikelola dengan baik.
Konflik biasanya timbul dalam organisasi
sebagai hasil adanya masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi, atau
struktur organisasi. Karakteristik-karakteristik kepribadian tertentu, seperti
otoriter atau dogmatis juga dapat menimbulkan konflik. Arti konflik banyak
dikacaukan dengan banyaknya definisi dan konsepsi yang saling berbeda. Pada
hakekatnya konfilk dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi
pertentangan atau antagonistik antara dua atau lebih pihak. Konflik Organisasi
(organizational conflict) adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih
anggota-anggota atau kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan
bahwa mereka harus membagi sumber daya- sumber daya yang terbatas atau
kegiatan-kegiatan kerja dan atau kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan
status, tujuan, nilai dan persepsi.
JENIS-JENIS KONFLIK
Ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
1.Konflik dalam diri individu Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
2.Konflik antar individu dalam organisasi yang sama karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.
3.Konflik antar individu dan kelompok seringkali berhubungan dengan cara individumenghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
4.Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasiorganisasi.Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja.
5.Konflik antar organisasi konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.
SEBAB-SEBAB TIMBULNYA KONFLIK
Setelah mengapa ada konflik, biasanya ada sumber-sumber yang menjadikan konflik tersebut muncul, secara umum biasanya terjadi karena tersebut dibawah ini:
1.Adanya aspirasi yang tidak ditampung.
2.Saling ketergantungan tugas.
3.Ketergantungan satu arah.
4.Ketidakpuasan, perasaan ketidakadilan.
5.Distorsi komunikasi.
6.Tidak ada pedoman.
7.Aturan yang kurang jelas.
8.Kurang transparannya beberapa hal.
MENGENDALIKAN KONFLIK
Konflik agar tidak mengarah ke destruksi harus bisa dikendalikan, antara lain dengan cara sebagai berikut:
1.Harus sering mengadakan musyawarah.
2.Adanya komunikasi dua arah yang enak dan luwes.
3.Memberi keadilan pada semua lini.
4.Transparan dalam semua hal.
5.Ada pedoman yang jelas.
6.Ada aturan yang jelas.
7.Semua aspirasi dianggap penting dan dikomunikasikan.
2.STRATEGI
Pada awalnya strategi merupakan sebuah kata
yang digunakan pada militer ketika sedang berperang, akan tetapi dengan
berkembangnya jaman, maka istilah strategi ini sudah masuk ke dalam setiap
aspek kehidupan, baik itu ekonomi, pendidikan maupun olahraga.
Strategi adalah turunan dari bahasa Yunani yaitu Strat gos yang artinya adalah komandan perang dalam jaman tersebut, adapun pada pengertiannya saat ini strategi adalah rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan – tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu yang umumnya adalah ”kemenangan”.
Strategi adalah turunan dari bahasa Yunani yaitu Strat gos yang artinya adalah komandan perang dalam jaman tersebut, adapun pada pengertiannya saat ini strategi adalah rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan – tindakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan tertentu yang umumnya adalah ”kemenangan”.
Saat ini ada sebuah pencampuradukkan kata antara strategi dengan taktik. Dalam hal pengertian, taktik bukanlah sebuah strategi, namun taktik ada di dalam strategi. Taktik ini memiliki ruang lingkup yang lebih kecil dengan waktu yang lebih singkat.
Dalam sebuah organisasi, pada penjelasan ini adalah HIMAPRODI, harus memiliki strategi dalam mencapai visi yang telah disepakati bersama. Perencanaan dalam menjalankan sebuah organisasi adalah hal yang harus dilakukan agar tidak adanya ketimpangan atau distorsi ketika dalam perjalanan mencapai visi yang dibangun tersebut.
Apabila kita menggunakan rumus POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) maka strategi merupakan unsur dalam Planning (Perencanaan) yang ada di dalam tahap pertama, sehingga apabila unsur ini tidak dipenuhi, maka tidak akan terpenuhi pula unsur-unsur dalam tahapan selanjutnya.
Strategi dan Tingkatannya
Dan Schendel dan Charles Hofer (1985) menjelaskan adanya empat tingkatan strategi, keseluruhannya disebut master strategy yaitu :
a. Enterprise Strategy
Strategi ini berkaitan dengan bagaimana respon masyarakat terhadap organisasi ini. Di mana ada penekanan kepada masyarakat bahwa organisasi berusaha sungguh – sungguh dan yang terbaik untuk melayani dan memenuhi kebutuhan serta tuntutan masyarakat.
b. Corporate Strategy
Yaitu sebuah strategi untuk menjalankan misi yang telah kita siapkan dalam organisasi tersebut sesuai dengan bidang yang telah menjadi bagiannya. Strategi ini biasa disebut dengan Grand Strategy karena akan berakibat sangat fatal ketika kita salah dalam menjawab misi dari sebuah organisasi baik dari kata-kata maupun kebijakan yang diterapkan dalam organisasi.
c. Business Strategy
Strategi ini adalah bagaimana organisasi dapat merebut pasaran di tengah masyarakat seperti, sponsor, Dekanat, Rektorat, organisasi lain dan mahasiswa sehingga dapat menguntungkan dalam mengembangkan organisasi ke tingkat yang lebih baik.
d. Functional Strategy
Yaitu strategi untuk menunjang strategi yang lain, adapun dalam fungsional strategi ini terdapat tiga strategi di dalamnya yaitu : strategi fungsional ekonomi, stategi fungsional manajemen dan strategi isu.
Strategi dan Perumusannya
Menurut potter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi memiliki keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Adapun yang biasa digunakan untuk membuat strategi adalah dengan menggunakan Analisis SWOT (Strengh, Weakness, Opportunity, Threat).
Strengh (kekuatan), Weakness, (kelemahan), merupakan faktor internal dari organisasi kita, sedangkan opportunity (peluang) dan Threat (ancaman) adalah faktor eksternal yang ada di lingkungan.
Ketika kita sudah mengetahui apa yang kita miliki dan kelemahan kita, maka kita dapat menentukan alternative strategi yang melihat dari peluang serta ancaman dari lingkungan sekitar, adapun dalam penentuannya akan menemukan beberapa alternative – alternative strategi yang disesuaikan dengan visi dan misi organisasi kita.
PERENCANAAN STRATEGIS
Perencanaan
strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk
menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modaldan sumber daya manusia) untuk mencapai strategi ini. Berbagai teknik analisis
bisnis dapat digunakan dalam proses
ini, termasuk analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats),PEST (Political,
Economic, Social, Technological), atau STEER (Socio-cultural, Technological, Economic,
Ecological, Regulatory).
Perencanaan
Strategis ( Strategic Planning ) adalah sebuah alat
manajemen yang digunakan untuk mengelola kondisi saat ini untuk melakukan
proyeksi kondisi pada masa depan, sehingga rencana strategis adalah sebuah
petunjuk yang dapat digunakan organisasi dari kondisi saat ini untuk mereka
bekerja menuju 5 sampai 10 tahun ke depan ( Kerzner , 2001 )
Untuk
mencapai sebuah strategy yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai
keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah
bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis /
strategic planning ( Brown , 2005 ). Kemampuan manufaktur, harus dipergunakan
secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah senjata yang unggul dalam sebuah
perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).Untuk mencapai sebuah strategy yang telah
ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka
para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem
yang ada pada proses perencanaan strategis Brown , 2005 ). Kemampuan
manufaktur, harus dipergunakan secara tepat, sehingga dapat menjadi sebuah
senjata yang unggul dalam sebuah perencanaan stategi ( Skinner, 1969 ).
Perencanaan
strategis secara eksplisit berhubungan dengan manajemen perubahan, hal ini
telah menjadi hasil penelitian beberapa ahli (e.g., Ansoff, 1965; Anthony,1965;
Lorange, 1980; Steiner, 1979). Lorange (1980), menuliskan, bahwa strategic
planning adalah kegiatan yang mencakup serangkaian proses dari inovasi dan
merubah perusahaan, sehingga apabila strategic planning tidak mendukung inovasi
dan perubahan, maka itu adalah kegagalan
Ada beberapa tipe atau
jenis perencanaan dalam pendidikan. Pertama yaitu tipe atau jenis perencanaan
yang ditinjau dari dari segi ruang lingkupnya ada tiga yaitu perencanaan mikro,
perencanaan meso dan perencanaan makro. Kedua adalah tipe atau jenis
perencanaan ditinjau dari segi waktu yang dapat dibagi menjadi tiga juga yaitu
perencanaan jangka pendek , perencanaan jangka menengah dan juga perencanaan
jangka panjang. Dan yang selanjutnya yaitu ketiga perencanaan ditinjau dari
segi sifatnya dapat dibagi menjadi tiga juga yaitu tipe atau jenis
perencanaan strategi dan operasi.
1. Perncanaan
Makro
Perencanaan
makro adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan
ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara mencapai tujuan itu pada
tingkat nasional. Rencana pembanguna nasional dewasa ini meliputi rencana dalam
bidang ekonomi dan social. Dipandang dari sudut perencanaan makro, tujuan yang
harus dicapai Negara (khususnya dalam bidang peningkatan SDM) adalah
pengembangan system pendidikan untuk menghasilkan tenaga pembangunan baik
secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara kuantitatif pendidikan harus
menghasilkan tenaga yang cukup banyak sesuai dengan kebutuhan pembangunan.
Sedangkan secara kualitatif harus dapat menghasilkan tenaga pembangunan yang
terampil sesuai dengan bidangnya dan memiliki jiwa pancasila.
2. Perencanaan meso
Kebijaksanaan yang
telah ditetapkan pada tingkat makro, kemudian dijabarkan kedalam
program-program yang bersekala kecil.pada tingkatamnya perencanaan sudah lebih
bersifat operasional disesuaikan dengan depertem,en dan unit-unit
3.
Perencanaan mikroPerencanaan mikro diartikan sebagai perencanaan pada tingkat instituisional dan merupakan penjabran dari perencanaan tingkat mesokhususan dari lembaga mendpatkan perhatian, namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan dalam perencanaan makro ataupun meso.
B. Menurut tingkatannya
1. perencanaan strategic
Perencanaan strategic
disebut juga dengan perencanaan jangka panjang. Strategi itu menurut R.G.
Muurdick diartikan sebagai konfigurasi tentang hasil yang diharapkantercapai
pada masa depan. Bentuk konfigurasi terungkap berdasarkan:
- Ruang lingkup
- Hasil persaingan
- Target
- Penataan sumber-sumber
Perencanaan strategic
digunakan untuk mengatakan suatu lingkup perencanaan yang lebih “general”
disamping adanya beberapa jenis perencanaan lain yang disebut stainer.
Pengertian perencanaan strategic yaitu proses pendayagunaan sumber-sumber dan
strategi yang mengatur pengadaan dan pendayagunaan sumber untuk pencapain
tujuan .
Hal tersebut bertujuan
untuk mencari bentuk dan identitas pada masa yang akan datang dengan
mempertimbangkan berbagai kompleks dalam suatu system. Berdasarkan hal diatas,
metode penelaah dan pemecahan masalah didasarkan atas kerangka ini mempunyai
ciri-ciri, sebagai berikut:
- Sistematik dan sistemik
- Berorientasi pada output dan konfigurasi keinginan
- Mempunyai tujuan menyeluruh
- Berdimensi jangka panjang, menengah, dan pendek
- Menerapkan metode keilmuan analisi teoretik dan empiric dengan program pengembangan.
- Rencana operasional terjabar kedalam proyek dan program
- Berlandaskan kebijakan
- Memperhitungkan norma dan kaidah
- Mempunyai pola input, proses, output dengan informasi umpan balik.
2. perencanaan
koordinatif
Perencanaan koordinatif
ditunjukan untuk mengarahkan jalannya pelaksanaan, sehingga tujuan yang telah
ditetapkan itu dapat tercapai secara efektif dan efisien. Perencanaan ini
mempunyai cangkupan semua aspek operasi suatu system yang meminta di taatinya
kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkanpada tingkat perencanaan strategic.
Sedangkan ada pendapat
lain yang menyimpulkan yang hampir sama dengan pengertian diatas yaitu menurut
dalam buku system informasi manajemen dan perencanaan pembangunan pendidikan
yang disusun Idocdi Anwar, dkk yang dikutip dari H. Ozbehkan (D.
Cleland & W.R king. 1975, Hal, 31) mengemukaka tiga jenis
perencanaan, yaitu: “polici planning. Strategic planning dan operational
planning.
- Perencanaan strategis berbagai upaya untuk mempersiapkan seperangkat desisi dimasa yang akan datang yang mempengaruhi keseluruhan kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu organisasi
- Perencanaan taktis adalah sebagai upaya dalam mempersiapkan berbagai desisi untuk kegiatan-kegiatan jangka pendek terutama dalam mengalokasi berbagai sumber yang diperlukan dalam pencapaian tujuan
- Perencanaan teknis adalah proses upaya untuk mempersiapkanberbagai desisi untuk dilaksanakan terutama dalam jangka waktu yang pendek dan untuk pelaksanaan tugas-tugas yang spesifik dalam rangka pencapaian tujuan yang sudah pasti (target-target)
C. Menurut jangka waktunya
1. perencanaan jangka
pendek
Perencanaan jangka
pendek adalah perencanaan tahunan atau perencanaan yang dibuat untuk
dilaksanakan dalam waktu kurang dari 5 tahun, sering disebut sebagai rewncana
operasional. Perencanaan ini merupakan penjkabaran dari rencana jangka menengah
dan jangka panjang.
2. perencanaan jangka
menengah
Perencanaan jangka
menengah mencakup kurun waktu diatas 5-10 tahun. Perencanaan ini penjabaran
dari rencana jangka panjang, tetapi sudah lebih bersifat operasional.
3. Perencanaan jangka
panjang
Perencanaan jangka panjang
meliputi cakupan waktu diatas 10 tahun sampai dengan 25 tahun. Perencanaan ini
memiliki jangka menengah, lebih-lebih lagi jika dibandingkan dengan perencanaan
jangkla pendek. Dengan demikian perencanaan tahunan bukan hanya sekedar
pembabakan dari rencana 5 tahun, tetapi merupakan penyempurnaan dari rencana
itu sendiri.
Kegiatan-kegiatan
apakah yang terdapat dalam penyusunan rencana tahunan ? secara garis besar
jenis kegiatan dan tahapannya meliputi sebagai berikut:
- Penyusunan kebijakan umum
- Penyusunan kebijakan teknis
- Penyusunan rancangan penyesuaian kebijaksanaan
- Penyempurnaan program
- Penyusunan uraian kegiatan operasional proyek-proyek (UKOP)
- Identifikasi proyek
- Penyusunan pra-DUP (daftar Usulan Proyek)
- Penyusunan DUP Depdikbud
- Pembahasan DOP, antara Depdikbud, Bapenas dan Departemen Keuangan
- Penyusunan UKOP
- Penyusunan Pra-DIP (Daftar Isian Proyek)
- Pembahasan Pra-DIP, antar Depdikbud, Bappenas, dan Dirjen Anggaran
- Penyempurnaan UKOP
- Penyeleseian DIP (dari konsep DIP yang telah disetujui)
D. Jenis perencanaan berdasarkan sifatnya
Jenis perencanaan
berdasarkan sifat dibagi atas :
- Perencanaan Strategik, perencanaan yang berhubungan dengan proses penetapan tujuan , pengalokasian sumber – sumber untuk mencapai tujuan dan kebijakan – kebijakan yang dipakai sebagai pedoman untuk memperoleh, menggunakan atau menghilangkan hal – hal tersebut. Perencanaan strategis cenderung dipusatkan pada masalah – masalah yang tidak begitu terstruktur yang melibatkan variable – variable yang jumlahnya banyak dan parameter yang tidak pasti.
- Perencanaan Manajerial, perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya pelaksanaan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
- Perencanaan
Operasional, yang memusatkan perhatian pada apa yang akan dikerjakan pada
tingkat pelaksanaan di lapangan dari suatu rencana manajerial.
Jenis perencanaan berdasarkan sektor dibagi atas :
Perencanaan Nasional, proses penyusunan perencanaan berskala nasional sebagai konsensus dan komitmen seluruh rakyat yang terarah, terpadu, menyeluruh untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. - Perencanaan Regional, yang juga disebut dengan perencanaan daerah atau wilayah, diantaranya Propeda dan perencanaan pendidikan di tingkat propinsi, kabupaten /kota.
- Perencanaan Tata Ruang, perencanaan yang mengupayakan pemanfaatan fungsi kawasan tertentu, mengembangkan secara seimbang , baik secara ekologis, geografis maupun demografis.
E. Hubungan antar tipe-tipe atau jenis-jenis perencanaan
Tipe-tipe perencanaan
baik dari segi waktu, ruang lingkup, maupun dari segi sifat ada kaitanya satu
dengan yang lainya. Perencanaan jangka panjangberkaitan erat dengan tipe-tipe
ruang lingfkup terutama perencanaan mikro dengan perencanaan operasional.
Perencanaan jangka panjang sifatnya umum dan fleksibel, hamper sama dengan
perencanaan strategi yang sifatnya juga belum spesifik.
Perencanaan operasional
pada umumnya dilakukan dengan jangka pendekyang mencakup perencanaan makro,
meso maupun mikro. Perencanaan operasional berjangka pendek ini palin jelas
tampak pada perencanaan mikro sebab ia bergerak dalam wilayah yang sangat
kecil.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
1.
Pengertian Keputusan
Pengambilan
keputusan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi individu maupun
organisasi. Mengambil keputusan kadang-kadang mudah tetapi lebih sering sulit
sekali. Kemudahan atau kesulitan mengambil keputusan tergantung pada banyaknya
alternatif yang tersedia. Semakin banyak alternatif yang tersedia, kita akan
semakin sulit dalam mengambil keputusan. Keputusan yang diambil memiliki tinkat
yang berbeda-beda. Ada keputusan yang tidak terlalu berpengaruh terhadap
organisasi, tetapi ada keputusan yang dapat menentukan kelangsungan hidup
organisasi. Oleh karena itu, hendaknya mengambil keputusan dengan hati-hati dan
bijaksana.
Keputusan
adalah sesuatu pilihan yang diambil diantara satu atau lebih pilihan yang
tersedia.
2.
Jenis-Jenis Keputusan
Jenis
Keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya waktu
yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut. Bagian mana organisasi
harus dilibatkan dalam mengambil keputusan, dan pada bagian organisasi mana
keputusan tersebut difokuskan.
Secara
garis besar keputusan digolongkan ke dalam keputusan rutin dan keputusan yang
tidak rutin. Keputusan rutin adalah keputusan yang sifatnya rutin dan
berulang-ulang, dan biasanya telah dikembangkan cara tertentu untuk
mengendalikannya. Keputusan tidak rutin adalah keputusan yang diambil pada
saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.
Dalam
mengambil keputusan, baik yang bersifat rutin maupun tidak, ada dua metode yang
digunakan. Metode pertama adalah metode tradisional, dimana pengambilan
keputusan lebih berdasarkan pada intuisi dan kebiasaan. Metode yang kedua
adalah metode modern, dimana pengambilan keputusan didasarkan pada perhitungan
matematis dan penggunaan instrumen yang bersifat modern, seperti komputer dan
perhitungan statistik.
Pengambilan
keputusan berdasrkan metode ada 2, yaitu tradisional dan
modern. Pengambilan keputusan secara garis besar ada 2, yaitu rutin dan
tidak rutin.
3.
Tingkat Pengambilan Keputusan
Banyak
jenis keputusan yang berbeda harus dibuat dalam organisasi. Seperti bagaimana
membuat suatu produk, bagaimana memelihara mesin, bagaimana menjamin kualitas
produk dan bagaimana membentuk hubungan yang saling menguntungkan dengan
pelanggan.
Dengan
keputusan yang berbeda ini, beberapa tipe dasar pemikiran harus dikembangkan
untuk menetapkan siapa saja yang memiliki tanggung jawab untuk membuat
keputusan dalam organisasi.
Pemikiran
tersebut didasarkan pada dua faktor berikut :
- Sejauh mana keputusan yang diambil akan mempengaruhi pihak lain.
- Tingkat manajemen.
Keputusan
yang diambil mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh terhadap organisasi secara
umum, tetapi bisa saja sebaliknya. Semakin banyak pengaruh keputusan yang
diambil terhadap organisasi tersebut, semakin vital keputusan tersebut.
Tingkatan pada manajemen menuntuk pada manajemen tingkat bawah, menengah, dan
atas. Dasar pemikiran untuk menentukan siapa yang akan mengambil keputusan
adalah semakin besar pengaruh keputusan yang diambil terhadap organisasi (yang
artinya semakin vital keputusan tersebut) maka semakin tinggi tingkatan manajer
yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan tersebut.
Walaupun
seseorang wirausahawan memiliki tanggung jawab dalam pembuatan keputusan
tertentu, tidak berarti ketika mengambil keputusan tidak membutuhkan bantuan
orang lain, terutama anggota organisasinya.
Ada
sebuah cara yang disebut “konsensus” yang biasa digunakan wirausahawan untuk
mendorong anggota organisasi terlibat dalam pengambilan keputusan tertentu.
Konsensus adalah persetujuan dalam pengambilan keputusan oleh semua individu
yang terlibat didalamnya. Konsensus biasanya terjadi setelah pertimbangan dan
pembahasan mendalam yang lama oleh anggota-anggota dari kelompok yang mengambil
keputusan.
Keputusan
melalui konsensus memiliki kelebihan dan kekurangan.
- Kelebihannya : Seorang wirausaha dapat lebih memanfaatkan perhatian pada konsep, sementara anggota organisasi lainnya mengembangkan konsep dasar tersebut menjadi sebuah keputusan konkrit dan dapat diambil.
- Kekurangannya : terlalu banyak orang yang dilibatkan, amak pengambilan keputusan memakan waktu yang relatif lama dan biayanya yang relatif mahal.
4.
Proses pengambilan keputusan
Proses
pengambilan keputusan didefinisikan sebagai langkah yang diambil oleh pembuat
keputusan untuk memilih alternatif yang tersedia. Adapun langkah sistematis
yang harus dilakukan dalam proses pengambilan keputusan adalah sebgai berikut :
- Mengidentifikasi atau mengenali masalah yang dihadapi
- Mencari alternatif perusahaan bagi masalah yang dihadapi
- Memilih alternatif yang paling efisien dan efektif untuk memecahkan masalah
- Melaksanakan alternatif tersebut
- Mengevaluasi apakah alternatif yang dilaksanakan berhasil dan sesuai dengan yang diharapkan.
Berikut
ini merupakan penjabaran proses pengambilan keputusan.
1.
Pengambilan keputusan
Pengambilan
keputusan pada dasarnya adalah proses pemecahan masalah yang menghalangi atau
menghambat tercapainya tujuan. Agar masalah dapat dipecahkan, terlebih dahulu
harus dikenali apa masalahnya.
2.
Mencari alternatif pemecahan
Setelah
masalh dikenali maka dapat dilakukan pencarian terhadap alternatif-alrternatif
yang mungkin dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam mencari alternatif
hendaknya tidak mamikirkan masalah efisiensi dan efektifitas. Ynag terpenting adalah
mengumpulkan sebanyak-banyaknya alternatif. Setelah alternatif terkumpul,
barulah disusun berurutan dari yang paling diinginkan sampai yang tidak
diinginkan.
3.
Memilih alternatif
Setelah
alternatif tersusun, barulah dapat dilakukan pilihan alternatif yang dapat
memberikan manfaat, dalam arti dapat memecahkan masalah dengan cara yang paling
efektif dan efisien. Sebelum menjatuhkan pilihan pada sebuah alternatif, ajukan
pertanyaan untuk tiap-tiap alternatif.
4.
Pelaksanaan alternatif
Setelah
alternatif dipilih, tibalah saatnya melaksanakannya ke dalam bentuk tindakan.
pelaksanaan harus sesuai denga rencana, agar tujuan memecahkan masalh dapat
tercapai.
5.
Evaluasi
Setelah
alternatif dilaksanakan, bukan berarti proses pengambilan keputusan telah
selesai. Pelaksanaan alternatif harus terus diamati, apakah berjalan sesuai
dengan yang diharapkan. Bila langkah-langkah pelaksanaan telah dilakukan dengan
benar tetapi hasil yang dicapai tidak maksimal, sudah waktunya untuk
mempertimbangkan kembali pemilihan alternatif lainnya. Tidak maksimalnya hasil
yang dicapai mungkin terjadi karena pengaruh negatif potensial benar-benar
terjadi, atau mungkin pengaruh negatif yang tadinya tidak diperkirakan.
Langkah
proses pengambilan keputusan ada 5, yaitu identifikasi masalah, mencari
alternatif pemecahan, pelaksanaan alternatif, dan evaluasi.
Sumber :
https://hudda7x.wordpress.com/2011/03/10/dinamika-organisasi-konflikstrategi-motivasi