PENDEKATAN MODEL INFORMATION
TECHNOLOGY
INFRASTRUCTURE LIBRARY (ITIL) DALAM
REKAYASA
SISTEM INFORMASI UNTUK PENCAPAIAN
ITGOVERNANCE
Herison Surbakti
Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Respati, Yogyakarta
ABSTRAK
Suatu
organisasi hendaknya menyiapkan blueprint Teknologi Informasi yang akan
dipergunakan untuk mendukung proses pengolahan data sebelum membangun dan
mengimplementasikannya, yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu informasi
yang dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan dalam
menentukan kebijakan organisasi pada masa mendatang.
Hampir
semua organisasi membutuhkan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan
organisasi, namun tidak semua organisasi mempunyai blueprint Teknologi
Informasi yang baik, sehingga akan mengalami kesulitan untuk mengembangkan
sistem/apliksi dibidang teknologi yang dimiliki.
Kesulitan
dalam membangun blueprint dan roadmap implementasi ditimbulkan akibat dari
tidak adanya standar arsitektur sistem, tools pengembangan, database management
system (DBMS) dan manajemen dokumen sistem. Desain perangkat lunak sangat
bergantung pada struktur organisasi perusahaan karena berhubungan dengan
pemeliharaan, perbaikan sistem pengujian, integrasi sistem dan pengembangan
sistem yang akan dimulai dari awal, bukan melanjutkan sistem yang sudah ada.
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah kelancaran sistem yang sangat tergantung
dari pengelolaan Teknologi Informasi, tetapi jarang sekali dilakukan dengan
baik, dan oleh karena itu diperlukan suatu rekayasa sistem informasi untuk
membangun infrastruktur sistem informasi dengan menggunakan sebuah framework
Teknologi Informasi sebagai standar penggunaan sistem. Dengan Information
Technology Infrastructure Library(ITIL) sebagai ”Best Practice” framework di
bidang IT yang dicetuskan dan banyak diimplementasikan di United Kingdom (UK),
diharapkan organisasi dapat memperoleh roadmap implementasi dan blueprint untuk
pemanfaatan, implementasi dan penggunaan Teknologi Informasi.
Kata kunci : teknologi, informasi, institusi, blueprint,
perancangan, sistem, pemeliharaan, framework, best practice, infrastruktur
library
1. PENDAHULUAN
Information
Technology Infrastructure Library (ITIL) merupakan framework untuk mengelola
infrastruktur Teknologi Informasi (TI) di suatu organisasi dan bagaimana
memberikan service terbaik bagi pengguna layanan TI. ITIL pada dasarnya
membahas mengenai IT Service Management, dan membedakan antara incident dan
problem, antara problem, error dan known error. ITIL terdiri atas
komponen-komponen proses di dalam IT Service Management. Komponen tersebut
terdiri atas service support dan service delivery (Rudd, 2004).
1.1. Service Support
Service support membahas tentang proses dan komponen
dalam operasional IT seharihari, seperti Incident Management, Problem
Management, Change Management, Configuration Management dan Release Management.
Pada dasarnya service support menjelaskan proses support dari IT dan bagaimana
cara menangani suatu incident sebelum akhirnya masuk ke dalam problem
management. komponen dari proses pada IT service management mempunyai peran
masing - masing yaitu:
1.
Service desk sebagai single point of contact
2.
Release Management dalam melakukan testing suatu teknologi baru sebelum
diimplementasi
3.
Build knowledge based untuk membantu mempercepat penyelesaian suatu incident
1.2. Service Delivery
Komponen-komponen dari Service Delivery adalah
Financial Management for IT Services, Availability Management, Capacitiy
Management, IT Service Continuity Management, Service Level Management. Service
Delivery ini merupakan tactical proses artinya untuk mendukung bisnis dari sisi
IT Service Management dalam jangka panjang bukan untuk operasional yang
dilakukan setiap hari. Contohnya dalam bagian IT Service Continuity Management,
misalnya dilakukannya service level agreement (SLA), melakukan Risk Management
berfungsi untuk mengetahui dan dapat mengidentifikasi bentuk resiko, menentukan
tingkat resiko yang akan terjadi, untuk mengetahui asset mana saja yang
mempunyai resiko, dan sebagainya. ITIL memberikan dasar dan konsep IT sebagai
bagian dari service ke customer atau user, bagaimana proses yang baik antara
satu entity dengan entity lainnya.
ITIL meliputi service support, service delivery,
rencana pengembangan service management, ICT infrastructure management,
application management, business perspective, security management, dan software
asset management. Service support dan service delivery merupakan area utama,
yang disebut juga IT Service Management (ITSM). Secara bersama-sama, dua area
ini mengandung beberapa disiplin yang bertanggung jawab untuk penentuan dan manajemen
pelayanan Teknologi Informasi (TI) yang efektif.
Gambar 1.1 Service
Support Process
2.
INFORMATION TECHNOLOGY INFRASTRUCTURE LIBRARY (ITIL)
SERVICE
IT
Infrastructure Library yang ada saat ini merupakan suatu petunjuk yang
terintegrasi dari Office of Goverments Commerce (OGC) dan British Standars
Institusion (BSI) yang digunakan untuk penerapan teknologi informasi dan
disupport oleh aplikasi-aplikasi serta modul – modul pelatihan yang
terstruktur. Terdiri dari dua area pada service Management yaitu Service Support
dan Service Delivery (IBM Global, 2004).
Tabel
1.1 ITIL Service Table
2.1. Service Support
Service support adalah suatu penerapan disiplin yang
memungkinkan tersedianya pelayanan TI. Tanpa disiplin ini, teknologi informasi
hampir tidak mungkin menyediakan pelayanan TI yang baik, dan tidak dapat
terkelola dengan baik. Disiplin service support yaitu:
1. Configuration
management
2. Incident Management
3. Problem management
4. Change management
5. Service/help desk
6. Release management
Gambar 2.1 Service
Support Process
1. Configuration Management
Manajemen
konfigurasi terdiri dari 4 task (identifikasi, kontrol, status, verifikasi)
adalah penerapan suatu database (disebut sebagai configuration management
database - CMDB) yang berisi detil dari elemen-elemen dalam suatu perusahaan
yang digunakan dalam mengatur IT Service. CMDB merupakan suatu pekerjaan
"pendataan aset", karena CMDB berisi informasi yang terkait dengan
perawatan, perpindahan, dan masalah yang terjadi dengan item- item yang ada
didalam CMDB. Selain itu CMDB juga berisi informasi tentang item - item yang
sangat dibutuhkan oleh organisasi pelayanan IT, seperti hardware, software,
dokumentasi, SDM.
2. Incident & Problem Management
Incident
& Problem Management adalah sebuah penanganan dan pencegahan suatu kejadian/masalah
yang akan mempengaruhi IT Service suatu organisasi (SLA Toolkit, 2002). Hal ini
meliputi kepastian bahwa suatu masalah telah diperbaiki, mencegah terjadinya
kembali masalah yang sama dan melakukan perawatan serta pencegahan untuk
mengurangi masalah – masalah yang pernah terjadi muncul kembali. Tujuanya
memperbarui atau membuat normal kembali service operasional secara cepat yang
memungkinkan kekacauan pada bisnis menjadi sangat kecil.
Incident
& Problem Management mempuyai peranan untuk meyakinkan pada penggunaan
sumberdaya yang baik untuk mensupport bisnis, untuk mengembangkan, perbaikan dan
menyimpan data yang berkaitan dengan trouble dengan sebaik mungkin. Contoh
sebuah trouble adalah aplikasi tidak tersedia atau dalam keadaan error atau
hardware sudah melampaui batas umur atau tidak dapat dipergunakan. Incident
& Problem Management mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:
1. Melakukan deteksi
terhadap kejadian-kejadian dan mencatatnya
2. Membuat klasifikasi
setiap kejadian dan membuat inisailasi bentuk support nya
3. Melakukan
investigasi dan diagnostik
4. Membuat ketentuan
dan memperbaikinya
5. Menyelesaikan setiap
masalah / kejadian
6. Menentukan kejadian
punya siapa, memantau, melacak dan melakukan komunikasi
Gambar 2.2 Incident Life Cycle
3. Change Management
Change Management
adalah suatu praktik yang memastikan bahwa semua perubahan terhadap
configuration items tercatat, terencana dan disetujui. Task pada change
management meliputi:
1. Memastikan bahwa ada
suatu alasan yang terkait dengan bisnis pada setiap
perubahan
2. Identifikasi
spesifik item-item dan IT services yang akan terpengaruh oleh perubahan
yang akan dilakukan.
3. Merencanakan
perubahan
4. Melakukan pengetesan
dari perubahan yang dilakukan
5. Mempunyai rencana
cadangan jika perubahan yang dilakukan tidak berhasil atau
tidak sesuai harapan.
4. Service Desk
Service
Desk merupakan kontak pertama pelaku bisnis yang memanfaatkan IT services, jika
terjadi sesuatu dengan IT services yang tidak mereka harapkan. Tujuan Service
Desk adalah untuk melakukan pusat komunikasi antara user dan IT service Management,
untuk menangani berbagai kejadian dan permintaan, untuk membagi dan menjadikan
suatu interface untuk berbagai aktivitas lainnya misalnya, perubahan, masalah,
konfigurasi, penghapusan, tingkat layanan serta kesinambungan layanan IT
management (SLA Toolkit, 2002).
Service Desk diperlukan
karena merupakan sebuah fungsi yang esensial untuk mengefektifkan service
management. Service Desk dapat juga disebut sebagai Helpdesk, dimana Helpdesk
merupakan suatu prinsip operasional antar interface dan pengguna IT.
Gambar 2.3 Incident
Registration Input
5. Release Management
Release
management adalah pengaturan semua konfigurasi software yang ada dalam suatu
organisasi, dimana task ini bertanggung jawab terhadap pengaturan software
development, instalasi, dan dukungan serta pembuatan software. Release
management dibutuhkan untuk membuat daftar hardware yang sudah mengalami
kondisi kritis, membuat daftar software yang tidak bisa digunakan lagi serta
membuat daftar yang berhubungan dengan software atau hardware yang akan
dilakukan penggantian.
Release
management mengkoordiansikan berbagai organisasi yang memberi dukungan dan
pengembang yang berhubungan hardware, software, penggabungan berbagai dokumen
dan pendistribusiannya. Tanggung jawab dari release management adalah membuat
rencana dan mengawasi dalam melakukan penggantian perangkat lunak dan
penggabungan bergbagai dokumen perangkat keras untuk mencapai keberhasilan.
Gambar 2.4 Major Activities of Release Management
2.2.Service Delivery
Aspek
dari Service delivery yang terdiri dari Service Level Management, Financial management
for IT Service, Capacity Management, IT Service Continuity dan Availability management
menjadi prinsip dalam pengembangan dan melakukan improvisasi dalam manjaga kualitas
IT Service Delivery. Tujuan dari Service Delivery adalah untuk melakukan
perbaikan dan secara berangsur-angsur melakukan pengembangan atau perbaikan
dalam menggabungkan IT service quality sampai pada siklus yang tepat,
pemantauan, laporan dan hasil review pada IT service Achievements dan sampai
dapat mengganti tingkat layanan yang tidak sesuai.
2.3.Roadmap Service Management Consulting and Design
Services
IT
Service Management (ITSM) biasanya tidak berurusan langsung dengan bagian “back
office” atau urusan operasional dari manajemen tekonologi informasi. Terkadang
pengetahuan ini merupakan arsitektur dari operasional dan bukan pembangunan
teknologi. Sebagai contoh proses dari pembuatan software untuk penjualan, atau
desain microprocessor tidak akan menjadi sesuatu yang fokus terhadap sebuah
disiplin ilmu, tetapi lebih mengarah ke sebuah sistem komputer yang digunakan
oleh bagian pemasaran dan pembangunan staf bisnis. Beberapa divisi dalam
organisasi yang tidak berkecimpung dalam pengembangan teknologi, misalnya
bidang financial, ritail dan travel, mempunyai sistem teknologi informasi yang
signifikan dan tidak membuka rahasia dengan pelanggan. ITSM dapat diibaratkan
sebagai sebuah Enterprise Resouce Planing (ERP) untuk IT, dan meskipun dalam
sejarahnya operasional di bidang teknologi informasi mungkin merupakan sebuah
batasan aplikasi yang berlainan dengan kebanyakan aktivitas pada umumnya.
Misalnya IT portofolio management, dan Software engineering. (Wikipedia, 2013).
Gambar 2.5 Service Delivery processes
2.4.Unified Modeling Language (UML)
Unified
Modeling Language (UML) digunakan untuk melakukan pemodelan sistem/perangkat
lunak dengan menggunakan tools yang ada. Dengan pemodelan menggunakan UML,
rekayasa dan pengembangan perangkat dapat dilakukan dengan fokus pengembangan
dan desain perangkat lunak terhadap:
1.
Tinjauan umum bagaimana arsitektur sistem secara keseluruhan
2.
Penelaah bagaimana objek-objek dalam sistem saling mengirimkan pesan
(message)
dan saling bekerjasama satu sama lain
3.
Menguji apakah sistem/perangkat lunak sudah berfungsi seperti yang seharusnya
4.
Dokumentasi sistem/perangkat lunak untuk keperluan-keperluan tertentu di masa
yang
akan datang
Setiap
sistem yang komplek seharusnya bisa dipandang dari sudut pandang yang berbedabeda
sehingga bisa dilakukan pemahaman secara menyeluruh. Dalam upaya-nya tersebut, UML
menyediakan sembilan jenis diagram yang dapat dikelompokkan berdasarkan
sifatnya yang statis ataupun dinamis. Kesembilan jenis diagram untuk UML
adalah:
1.
Use-Case Diagram - bersifat statis, memperlihatkan himpunan use-case dan aktor-aktor.
Diagram ini sangat penting terutama untuk memodelkan ataupun mengorganisasikan
perilaku dari sistem yang dibutuhkan pengguna
2.
Class Diagram - bersifat statis tetapi sering pula memuat kelas-kelas aktif dan
memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasikolaborasi,
serta relasi-relasi
3.
Statechart Diagram - bersifat dinamis yang memperlihatkan state – state dari sistem,
memuat state, transisi, event, serta aktivitas. Penting untuk memperlihatkan
sifat dinamis dari antarmuka (interface), kelas, kolaborasi, terutama penting
pada pemodelan system-sistem yang reaktif
4.
Activity Diagram - bersifat dinamis. Merupakan tipe khusus dari diagram state yang
memperlihatkan aliran dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dalam suatu sistem
5.
Sequence Diagram - bersifat dinamis yang menekankan pada pengiriman pesan (message)
dalam suatu waktu tertentu
6.
Collaboration Diagram - bersifat dinamis yang menekankan organisasi struktural
dari objek-objek yang menerima serta mengirim pesan (message)
7.
Component Diagram - bersifat statis.diagram ini berhubungan dengan digram kelas
dimana komponen secara tipical dipetakan ke dalam satu atau lebih kelaskelas, antarmuka
(interface) ataupun kolaborasi
8.
Diagram Objek - bersifat statis, memperlihatkan objek-objek serta serta
relasirelasi antar-objek. Selain itu juga memperlihatkan instansiasi statis
dari segala sesuatu yang dijumpai pada diagram kelas
9.
Depeloyment Diagram - bersifat statis, diagram memperlihatkan konfigurasi saat
aplikasi dijalankan (run-time). Digram ini sangat berguna saat aplikasi kita berlaku
sebagai aplikasi yang dijalankan pada banyak mesin (distributed computing)
3. PERANCANGAN APLIKASI, FRAMEWORK DAN PROPERTI KOLABORASI
Dari setiap analisa
yang telah dibahas kemudian dalam membangun Framework Aplikasi perlu
diperhatikan penangganan property untuk perancangan dan rekayasa perangkat
lunak sebagai berikut:
1.
User Control bertanggung jawab mengelola daftar petugas yang berhak menggunakan sistem, dan melakukan verifikasi
login / logout.
2.
Group Control bertanggung jawab dalam mengelolah group dan pengelolaan keanggotaan
petugas dalam group.
3.
Sesion Management bertanggung jawab mengelola sesi yang aktif menyimpan informasi
tipe kompresi, tipe enkripsi dan kunci enkripsi yang digunakan. Selain itu sesi
manajemen petugas yang beroprasi adalah petugas yang memiliki sesi.
4.
Acces Control bertanggung jawab menggelola kewenangan dari setiap grup dan anggota
grup terhadap sejumlah komponen yang tersedia. User Interface bertanggung jawab
memberikan antar muka kepada petugas untuk berinteraksi dengan sistem.
5.
Atomicity dengan fungsi commit / rollback menjamin bahwa transaksi diakui semua
atau dibatalkan semua. Sistem harus menjalin status rangkaian transaksi, jangan
sampai sebagaian sukses, sedangkan sebagaian lagi dibatalkan.
6.
Concurrency Control menjamin dua transaksi atau lebih yang meminta layanan dapat
dilayani dengan tetap menjamin keberhasilan transaksi.
7.
Concurrency Contol bertanggung jawab mencegah terjadinya deadlock antar proses
untuk memperebutkan sumber daya yang sama. Akses konkuren kemungkinan benar
terjadi di server aplikasi, seperti pada saat akses basis data dan log file.
8.
Coupling dan Cohesion merupakan ukuran kualitas disain modular. Dalam membuat
disain modular, derajat coupling rendah, ketergantungan antara komponen harus
rendah, akses data global ditindak, serta antarmuka komponen yang sederhana.
Sedangkan derajat kohesi dapat ditingkatkan dengan spesialisasi komponen.
3.1. Modul Konseptual
Model
conseptual modul Aplikasi dapat dibangun berdasarkan analisa kebutuhan perangkat
lunak pada suatu organisasi yang telah dikembangkan. Antar muka terdiri form
utama, panel menu dan button. Menu bertanggung jawab memberikan link panggilan
ke komponen aplikasi. Komponen aplikasi yang ditangani menu sesuai dengan
sistem yang dikembangkan (Jacobson et al, 1992). Banyak sedikitnya komponen
aplikasi tergantung pada luas sempitnya sistem yang dibangun.
Untuk
melakukan operasi basis data, antara muka memanggil komponen data komunikasi melalui
antarmuka kelas Koneksi. Selanjutnya kelas ini akan memanggil komponen koneksi
basis data untuk operasi basis data lokal dan koneksi soket untuk operasi basis
data remote melalui server aplikasi. Server aplikasi menerima perintah dari
klien melalui server soket dan meneruskan ke DBMS remote menggunakan kelas
Db_Access.
Gambar 3.1 Model konseptual Framework Aplikasi
3.2. Perancangan
Layanan Berdasarkan ITIL Framework
IT
Service Management dalam ITIL dibedakan menjadi incident dan problem. Kemudian dalam
IT Service Management itu sendiri terdiri atas service support dan service
delivery. Service support sendiri menjelaskan proses dan komponen dalam
operasional IT sehari-hari seperti Incident Management, Problem Management,
Change Management, Configuration Management dan Release Management. Service
support menjelaskan proses support dari IT untuk operasional sehari-hari, dan
bagaimana menangani suatu incident sebelum akhirnya masuk ke dalam proses problem
management (Maurer, et al, 2000). Service desk sebagai single point of contact merupakan
bagian tersendiri yang akan mengolah setiap proses yang masuk dan keluar.
Release Management mempunyai tugas melakukan testing suatu teknologi baru
sebelum diimplementasi.
Build
knowledge based berfungsi membantu mempercepat penyelesaian suatu incident. Hal
lain dari IT Service Management adalah Service Delivery, dimana komponen atau
proses dari Service Delivery ini adalah merupakan sebuah Financial Management
for IT Services, Availability Management, Capacitiy Management dan IT Service
Continuity Management (SLA Toolkit, 2002). Service Level Management pada
dasarnya adalah Service Delivery dengan tactical proses, dimana ini artinya
adalah merupakan sebuah dukungan untuk IT Service Management dalam jangka waktu
yang lebih lama bukan untuk operasional sehari hari, seperti:
1.
IT Service Continuity Management
2.
service level agreement (SLA)
3.
Dan lain sebagainya yang merupakan kegiatan operasional organisasi harian
4. KESIMPULAN
Dari
pembahasan dan rekayasa sistem informasi yang telah dilakukan, akan diperoleh sebuah
roadmap dan rencana pengembangan serta Teknologi Informasi yang handal yang berpedoman
pada Information Technology Infrastructure Library (ITIL). Dalam pembangunan sistem
dan aplikasi akan sangat membantu manajemen dalam memperoleh informasi sebagai pendukung
keputusan terutama bagi sebuah organisasi dengan skala Enterprise. Adapun
manfaat dari pengembangan sistem/aplikasi dengan berpedoman terhadap IT Service
Management (ITSM) dalam framework ITIL akan memberikan nilai tambah pada suatu organisasi,
antara lain yaitu:
1.
Terbangunnya standar arsitektur pengembangan sistem management yang baik
2.
Desain perangkat lunak yang tidak tergantung pada struktur organisasi, sehingga
tidak
menjadi
hambatan dalam pengembangan dan implementasi sistem yang sudah ada
sebelumnya
3.
Pengembangan sistem yang selalu akan mengacu kepada blueprint dan roadmap yang
telah
ditetapkan
4.
Implementasi sistem informasi akan lebih cepat karena pengembangan sistem dan
aplikasi
tidak tergantung pada perubahan organisasi
5. DAFTAR PUSTAKA
[1] Colin Rudd, 2004,
An Introductory Overview of ITIL® Version 1.0am , itEMS Ltd ©
Copyright itSMF
[2] IBM Global, 2004,
IBM and the IT Infrastructure Library, ©Copyright IBM Corporation,
Services Route 100
Somers, NY 10589 U.S.A
[3] Ivar Jacobson,
Magnus Christerson, Patrik Jonson, and Gunnar Overgaard, 1992, Object-
Oriented Software
Engineering: A Use Case Driven Approach, Addison-Wesley
[4] Wikipedia, 2013,
ITSM, http://id.wikipedia.org/wiki/ITSM, diakses 20 pebruari 2013.
[5] SLA Toolkit, 2002,
Service Level Agreement, Guidance & Instructions, @Copyright
Protected Easytec
Solutions
[6] SLA Toolkit, 2002, Service Level
Agreement, Template, @Copyright Protected Easytec
Solutions
[7] W. Maurer, R.
Matlus, N. Frey, 2000, Strategic Analysis Report, GartnerGroup RAS Services
Sumber : http://jti.respati.ac.id/index.php/jurnaljti/article/download/52/45
Nama
Kelompok : ALEXANDER BAGAS SAPUTRA 1B117099
DIMAS ARMANSYAH 1B117063
RIZKY MUHAMMAD 1B117100
YOLANDA JEMNY SETIAWAN 1B117061
Kelas
: 4KA43