Rabu, 11 April 2018

7. MANUSIA DAN KEADILAN



1.      PENGERTIAN KEADILAN
Pengertian Keadilan, Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil.

Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal. Socrates memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan akan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan kepada pemerintah ? sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat. Kong Hu Cu berpendapat bahwa keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.

Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.

Keadilan memberikan kebenaran, ketegasan dan suatu jalan tengah dari berbagai persoalan juga tidak memihak kepada siapapun. Dan bagi yang berbuat adil merupakan orang yang bijaksana.

Contoh Keadilan:
Seorang koruptor yang memakan uang rakyat. Koruptor di tangkap dan dimasukan kepenjara selama 2 tahun tanpa ada goresan luka sedikit pun pada wajahnya. Hal tersebut mencerminkan bahwa hakim dan jaksa di indonesia tidak adil pada rakyat kecil yang dikarenakan mencuri dompet mendapatkan masa kurungan lebih dari sang koruptor, padahal koruptor lah yang mencuri uang rakyat lebih banyak dari pada pencopet itu. Bahkan koruptor bisa mendapatkan fasilitas yang istimewa bahkan seperti apartemen didalam penjara.

2.      KEADILAN SOSIAL
Seperti pancasila yang bermaksud keadilan sosial adalah langkah yang menetukan untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur. Setiap manusia berhak untuk mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya sesuai dengan kebijakannya masing-masing.
5  Wujud keadilan sosial yang diperinci dalam perbuatan dan sikap:
Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia.

Selanjutnya untuk mewujudkan keadilan sosial itu, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni :
1. Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
3. Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan
4. Sikap suka bekerja keras.
5. Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.

Asas yang menuju dan terciptanya keadilan sosial itu akan dituangkan dalam berbagai langkah dan kegiatan, antara lain melalui delapan jalur pemerataan yaitu :
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan, sandang dan perumahan.
2.      Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan.
3.      Pemerataan pembagian pendapatan.
4.      Pemerataan kesempatan kerja.
5.      Pemerataan kesempatan berusaha.
6.    Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan  kaum wanita.
7.      Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air.
8.      Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.

3.      BERBAGAI MACAM KEADILAN
a)   Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (Than man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.

b)   Keadilan Distributif
Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally) Sebagai contoh: Ali bekerja 10 tahun dan budi bekerja 5 tahun. Pada waktu diberikan hadiah harus dibedakan antara Ali dan Budi, yaitu perbedaan sesuai dengan lamanya bekerja. Andaikata Ali menerima Rp.100.000,-maka Budi harus menerima Rp. 50.000,-. Akan tetapi bila besar hadiah Ali dan Budi sama, justru hal tersebut tidak adil.

c)   Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.

Contoh :
Dr.Sukartono dipanggil seorang pasien, Yanti namanya, sebagai seorang dokter ia menjalankan tugasnya dengan baik. Sebaliknya Yanti menanggapi lebih baik lagi. Akibatnya, hubungan mereka berubah dari dokter dan pasien menjadi dua insan lain jenis saling mencintai. Bila dr. sukartono belum berkeluarga mungkin keadaan akan baik saja, ada keadilan komutatif. Akan tetapi karena dr. sukartono sudah berkeluarga, hubungan itu merusak situasi rumah tangga, bahkan akan menghancurkan rumah tangga. Karena Dr.Sukartono melalaikan kewajibannya sebagai suami, sedangkan Yanti merusak rumah tangga Dr.Sukartono.

4.      KEJUJURAN
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan-perbuatan yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat.

Hakikat kejujuran dalam hal ini adalah hak yang telah tertetapkan, dan terhubung kepada Tuhan. Ia akan sampai kepada-Nya, sehingga balasannya akan didapatkan di dunia dan akhirat. Tuhan telah menjelaskan tentang orang-orang yang berbuat kebajikan, dan memuji mereka atas apa yang telah diperbuat, baik berupa keimanan, sedekah ataupun kesabaran. Bahwa mereka itu adalah orang-orang jujur dan benar. Dan pada hakekatnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.

5.      KECURANGAN
Kecurangan atau curang identik dengan ketidak jujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Sudah tentu kecurangan sebagai lawan jujur.

Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya. Atau orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan usaha. Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat sekelilingnya hidup menderita.

Sebab-Sebab Seseorang Melakukan Kecurangan
Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan, ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya ada empat aspek yaitu:
1.      Aspek ekonomi
2.      Aspek kebudayaan
3.      Aspek peradaban
4.      Aspek tenik
Apabila ke empat aspek tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum, akan tetapi apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan. Tentang baik dan buruk Pujowiyatno dalam bukunya "filsafat sana-sini" menjelaskan bahwa perbuatan yang sejenis dengan perbuatan curang, misalnya berbohong, menipu, merampas, memalsu dan lain-lain adalah sifat buruk. Lawan buruk sudah tentu baik. Baik buruk itu berhubungan dengan kelakuan manusia. Pada diri manusia seakan –akan ada perlawanan antara baik dan buruk. Baik merupakan tingkah laku, karena itu diperlukan ukuran untuk menilainya, namun sukarlah untuk mengajukan ukuran penilaian mengenai halyang penting ini. Dalam hidup kita mempunyai semacam kesadaran dan tahulah kita bahwa ada baik dan lawannya pada tingkah laku tertentu juga agak mudah menunjuk mana yang baik, kalau tidak baik tentu buruk.

6.      PERHITUNGAN DAN PEMBALASAN
Pembalasan adalah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang.

Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa Tuhan mengadakan pembalasan. Bagi yang bertakwa kepada Tuhan diberikan pembalasan, dan bagi yang mengingkari perintah Tuhan pun diberikan pembalasan yang seimbang, yaitu siksaan di neraka. Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapatkan pembalasan yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan, menimbulkan pembalasan yang tidak bersahabat pula.

Pada dasarnya, manusia adalah makhluk moral dan makhluk sosial. Dalam bergaul, manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral itu. Bila manusia bermuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar hak dan kewajiban manusia lain. Oleh karena itu manusia tidak menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar, maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.

7.      PEMULIHAN NAMA BAIK
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar namanya baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan bama baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan sebagainya.

Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik. Untuk memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa sesama hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrin, takwa terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur selalu dipupuk.


Read More ->>

6. MANUSIA DAN PENDERITAAN



1.      PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dara artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan.
Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan.
Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku liku kehidupan manusia. Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitaan psikis, penyembuhan nya terletak paa kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya.
2.      SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yang sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia.banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, kesakitan, kegagalan.
Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah lakupercaya bahwa suatu phobia adalah problem nya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
3.      KEKALUTAN MENTAL
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.
Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
1. nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
1. Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang 3bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2. Terjadinya konflik sosial budaya.
3. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan negatif.
Positif; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya.
Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapai nya apa yang diinginkan.
Bentuk frustrasi antara lain :
1. Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hipertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2. Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitif atau ke kanak-kanakan
3. Fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu.
4. Proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif kepada orang lain.
5. Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
6. Narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain.
7. Autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasi nya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1. kota – kota besar
2. anak-anak muda usia
3. wanita
4. orang yang tidak beragama
5. orang yang terlalu mengejar materi
Apabila kita kelompokan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, mislanya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup, dan sebagainya. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti. Misalnya sifat anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, dan lain lain.  Penderitaan dan Perjuangan
4.      PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Penderitaan merupakan resiko hidup yang sifatnya kodrati. Untuk keluar dari penderitaan tentulah manusia itu sendiri yang berhak memilih dengan cara apa ia keluar dari penderitaan. Terbebas dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Untuk mencapai kelangsungan hidup yang lebih baik, maka manusia harus berjuang dengan seluluh kemampuan yang dimiliki. Selain berjuang, untuk terbebas dari penderitaan tentu harus disertai dengan kesabaran dan doa. Karena hidup tidak selalu berada di atas atau bahagia. Maka manusia harus optimis dan berusaha sert berjuang dalam menghadapi kesulitan hidup.
5.      PENDERITAAN, MEDIA MASSA DAN SENIMAN
Dengan adanya media masa di masa yang modern ini, contoh-contoh penderitaan sudah menjadi makanan sehari-hari bagi masyarakat. Dengan adanya media massa, semua berita dapat dirangkum dan dapat dinikmati oleh masyarakat luas. Tidak sedikit orang yang memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menyiksa serta menindas orang lain.
Semakin hari semakin banyak berita tentang penderitaan yang dapat kita jumpai. Hal ini membuat para seniman, terutama seniman perfilman yang tidak jarang mendapat ide-ide cemerlamg untuk memfilmkan cerita tentang penderitaan. Dengan harapan, film yang para seniman buat dapat menjadi pelajaran bagi para penonton tentang cara keluar dari penderitaan serta menjadi tameng untuk mencegah terjadinya penderitan bagi dirinya. Dalam dunia modern sekarng ini kemungkinan terjasi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah di buktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya mensejahterkan manusia dan sebagian lainnya membuat manusia menderita. Penciptaan bom atom, reactor nukir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia. Hal ini sudah terjadi seperti bom atom di Hirosyima dan Nagasaki, kebocoran reactor nuklir di Uni Soviet, kebocoran gas beracun di India, pengunaan peluru kendali dalam perang Irak dan yang baru – baru ini terjadi di Jepang tepatnya di Fukushima terjadi ledakan reactor nuklir yang menyebabkan radiasi nuklir yang membahayakan kesehatan manusia,akibatnya masyarakat sekitar yang tinggal di daerah tersebut harus di ungsikan ke tempat yang lebih aman.
Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran Koran, layar TV. Pesawat radio, dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian dapat menggugah hati manusia untuk berbuat sesuatu. Nyatanya tidak sedikit bantuan dari para dermawan dan sukarelawan berupa material atau tenaga untuk meringankan penderitaan dan penyelamatan mereka dari musibah ini.
Media massa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa – peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesame manusia terutam bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnys komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penonton dapat menhayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni. Sebagai contoh bagaimana penderitaan anak bernama Arie Hangara yang mati akibat siksaan orang tuanya sendiri yang di filmkan dengan judul “Arie Hangara”.
6.      PENDERITAAN DAN SEBAB - SEBABNYA
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab – sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
·         Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
·         Penderitaan yang menimpa manusia karena memperlakukan sesama tidak secara kemanusiaan yang menjadikan sebuah kejahatan seperti memperlakukan pembantu sewenang-wenangya itu yang menyebakan penderitaan bagi si korban dan sudah selayak mendapat hukuman seberat-beratnya
Penderitaan lingkungan yang disebabkan oleh manusia:
Penderitaan ini terjadi karena kelalaian manusia yang tidak memahami kondisi alam dan setelah merusak tidak mencoba memperbaiki alam seperti penebagan liar terhadap hutan di sini objek penderita adalah alam yang mengalami sengsara ketika hujan datang air tidak memiliki penahan hujan dan imbasnya kembali kemanusia yang lain sedangkan manusia yang terkena bukan lah yang menebang melainkanorang tak bersalah bukankah ini merugikan orang lain.
Penderitaan yang timbul karen penyakit, siksaan / azab Tuhan:
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal dan optimisme merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
7.      PENGARUH PENDERITAAN
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini di ungkapkan dalam pribahasa “Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “Nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap untuk merubah keadaan awal dengan memperbaiki kesalahan agar tidak terjadi padanya yang kedua kali dengan memahami bahwa dampak kediri kita tidak lah baik .
Apabila sikap negatif dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengdakan perubahan nilai – nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai. Keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.



Read More ->>

Jumat, 06 April 2018

Konsep Data Mining


DIAGNOSA TINGKAT KESEHATAN PASIEN
MENGGUNAKAN METODE DECISION TREE

Abstrak

Keadaan kesehatan merupakan keinginan tiap orang untuk selalu memiliki tingkat dan kualitas kesehatan yang baik. Munculnya berbagai gejala penyakit yang menyebabkan seseorag menderita suatu penyakit dapat diketahui secara dini. Untuk itu perlu adaya suatu aplikasi pendukung secara online baik berupa web online ataupun aplikasi lainnya yang bisa digunakan secara cepat dan tepat untuk diketahui, sebelum penyakit tersebut ditangani oleh orang yang ahli dibidangnya (dokter). Aplikasi ini untuk mendiagnosa tingkat kesehatan seseorang khususnya yang aktif sebagai perokok. Aplikasi ini menggunakan metode decision tree dengan kombinasi algoritma C.45 yang menggambarkan tingkat kualitas kesehatan seseorang akibat bahaya merokok yang ditimbulkan. Sampling diambil pada 70 orang pasien dengan metode wawancara dan kuesioner yang memberikan efek dan dampak serta kebiasaan dari pasien tersebut.

Kata Kunci : Web Online, Decision Tree, Aplikasi.

1. PENDAHULUAN

Pada umumnya semua orang pasti menginginkan kualitas kesehatan secara menyeluruh terhadap kehidupan mereka secara nyata. Namun bukan rahasia lagi jika menjaga kesehatan lebih sulit ketika orang tersebut belum merasakan dampak dan akibat dari pola hidup yang kurang baik dan kurang teratur. Salah satu yang biss dilihat adalah kebiasaan seseorang untuk merokok. Mereka telah mengetahui bahaya rokok secara langsung, hal ini bias terjadi dikarenakan dalam setiap kemasan rokok telah tertera tulisan peringatan bahaya rokok untuk kesehatan (Kusyogo, dkk, 2012), Didalam rokok terdapat lebih dari 4000 zat dan 2000 diantaranya zat tersebut merupakan zat yang berdampak bagi kesehatan. Diantara zat-zat berbahaya tersebut bahan radioaktif (polonium-201). dan bahan yang dipakai dalam cat (acetone). Obat gegat (naphthalene), ada juga racun untuk serangga, pencuci lantai juga terdapat pada rokok atau sering disebut juga ammonia, racun arsenic atau racun untuk anai-anai, gas beracun (hydrogen cyanide). Dengan semakin tingginya tingkat kesadaran manusia atas kesehatan bagi diri mereka dan lingkungan disekitar mereka, maka pada saat ini mulai bermunculan kampanye-kampanye aktif untuk mengurangi serta mengingatkan para pengguna rokok akan bahaya yang dapat ditimbulkannya kelak (Akbar AA, 2012).

Banyak faktor yang mempengaruhi para pengguna bagi resiko bahaya merokok khususnya bagi kesehatan jantung (Mamat, 2008). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi adalah lingkungan dan kebiasaan seseorang untuk merokok. Perlu adanya perhatian serius tidak hanya oleh keluarga namun pembatasan dan penerapan aturan bagi perokok harus mulai ditingkatkan. Pengelompokan terhadap para perokok perlu memperhatikan klasifikasi dan pola yang ada (Edy K, dkk, 2009). Tujuan pengelompokan ini lebih kepada cara di masa yang akan dating untuk menangani dan menanggulangi tiap pasien yang ada.

Metode decision tree dengan algoritma C.45 dapat digunakan untuk mempredikasi berbagai informasi dari data yang akan digunakan (Angga, 2009). Pada aplikasi ini, diagnose yang dikembangkan akan lebih mengarah kepada penyakit tertentu, khususnya bronchitis, sehingga pasien yang didapatkan akan lebih terdeteksi secara dini.

2.       TINJAUAN PUSTAKA

Wenny W, dkk (2012), melakukan riset terhadap penderita tubercolosis dengan mengembangkan aplikasi sistem pakar untuk mendeteksi secara dini penyakit TBC pada diri pasien. Metode waterfall digunakan untuk melihat data awal yang telah diperoleh dari para tenaga ahli (dokter). Aplikasi dikembangkan dengan PhP dan MySql. Ellyza G (2013) mengembangkan sebuah prototype sistem pakar untuk mendeteksi tingkat resiko penyakit jantung koroner dengan metode Dempster-Shafer. Penelitian lainnya dilakukan oleh Rachmawati dkk (2012) dengan mengembangkan aplikasi sistem pakar diagnosa peyakit asma.

3.         METODE PENELITIAN

Metode waterfall digunakan untuk melaksanakan penelitian ini. Data diambil melalui metode sampling yang melibatkan 70 responden dengan cara wawancara. Data diolah menggunakan Decision Tree untuk medapatkan data yang lebih akurat. Pada tahap analisis melihat kebutuhan sistem yang ada. Mulai dari sisi kebutuhan sistem yang dapat mendukung penggunaan aplikasi, hingga kebutuhan user terhadap aplikasi. Dari analisa tersebut akan dikembangkan sebuah rancangan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Rancangan yang ada akan diimplementasikan ke dalam sebuah aplikasi untuk mendiagnosa tingkat kesehatan seseorang terutama terhadap bahaya rokok. Algoritma C.45 digunakan untuk melihat perbandingan data dalam implementasi untuk memprediksi pola dan data yang akan terbentuk.

4.           HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Sistem

Identifikasi sistem merupakan gambaran model diagram untuk menunjukkan tata letak sebuah sistem secara fisik dengan menampilkan bagian-bagian perangkat lunak (software) yang berjalan pada perangkat keras (hardware). Pada aplikasi ini perangkat keras yang digunakan adalah laptop dengan sistem operasi Windows7 untuk sarana penerapan aplikasi yang akan dibangun. Aplikasi ini akan dibangun dengan Notepad++. Aplikasi ini menjadikan MySQL sebagai database-nya. Admin menginputkan data yang kemudian disimpan dalam database. Ketika user menjalankan aplikasi, data akan diambil dari database yang kemudian akan diproses ke dalam data mining. Untuk menggambarkan arsitektur sistemnya bisa dilihat pada gambar dibawah.





Gambar 1. Arsitektur Sistem Aplikasi Data Mining

Langkah -1: Mengubah Data Menjadi Tree.
Menghitung Data Pasien Rumah Sakit.

Tabel 1. Jumlah Data Penyakit Bronkhitis
Penyakit
Terkena Penyakit
Tidak Terkena Penyakit
Total
Penyakit Bronkhitis
37
33
70





Langkah penyelesaian kasus:
1. Mengubah data menjadi tree.
2. Mengubah tree menjadi rule.
Namun pada penelitian ini hanya sampai langkah 1 dengan mengubah data menjadi tree.

Menentukan Node Terpilih, Dari data sampel tentukan dulu node terpilih yaitu dengan menghitung nilai information gain masing-masing atribut. (usia, berat badan, dan jenis kelamin).

Catatan:

1.
Untuk menentukan node terpilih, gunakan nilai information gain dari setiap kriteria dengan data sample

yang ditentukan.
2.
Node terpilih adalah kriteria dengan information gain yang paling besar.
Langkah – langkah menentukan node terpilih:

1.    Menghitung nilai informasi (I) dari seluruh data training Dengan menggunakan persamaan:
-p(+) log2 p(+) - p(-) log2 p(-)
= -37/70 log2 37/70 – 33/70 log2 33/70 = 0,99

2.    Menghitung nilai informasi tiap atribut di ambil dari satu penyakit bronkhitis. Dengan menggunakan persamaan:

-p(+) log2 p(+) – p(-) log2 p(-)


Tabel 1. Data Jumlah Rokok Per-Hari
Jumlah Rokok
Bronkhitis
Jumlah
2-11 Batang
YA
10



2-11 Batang
TIDAK
15



12-24 Batang
YA
26



12-24 Batang
TIDAK
15



25-36 Batang
YA
1



25-36 Batang
TIDAK
3




Total
70



Hitung Data Jumlah Rokok Per-Hari:

Q1 = -10/25 log2 10/25 - 15/25 log2 15/25 = 0,97
Q2 = -26/41 log2 26/41 - 15/41 log2 15/41 = 0,94

Q3 = -1/4 log2 1/4 - 3/4 log2 3/4 = -0,05
Hitung Jumlah Data Keluhan Merokok:
Sesak Napas:
Q1 = -26/50 log2 26/50 - 24/50 log2 24/50 = 0,99
Q2 = -11/20 log2 11/20 - 9/20 log2 9/20 = 0,99

Hitung Data Jumlah Batuk:
Q1 = -20/38 log2 20/38 - 18/38 log2 18/38 = 0,99
Q2 = -17/32 log2 17/32 - 15/32 log2 15/32 = 0,99
Hitung Data Jumlah Dahak:
Q1 = -11/17 log2 11/17 - 6/17 log2 6/17 = 0,93
Q2 = -26/53 log2 26/53 - 27/53 log2 27/53 = 0,99

Hitung Data Jumlah Nyeri Dada:

Q1 = -10/18 log2 10/18 - 8/18 log2 8/18 = 0,99
Q2 = -27/52 log2 27/52 - 25/52 log2 25/52 = 0,99
Hitung Data Jumlah Pusing:
Q1 = -6/11 log2 6/11 - 5/11 log2 5/11 = 0,99
Q2 = -31/59 log2 31/59 - 28/59 log2 28/59 = 0,99

Hitung Data Jumlah Flu:
Q1 = -7/12 log2 7/12 - 5/12 log2 5/12 = 0,97
Q2 = -30/58 log2 30/58 - 28/58 log2 28/58 = 0,99
Hitung Data Jumlah Panas:
Q1 = -8/14 log2 8/14 - 6/14 log2 6/14 = 0,98

Q2 = -29/56 log2 29/56 - 27/56 log2 27/56 = 0,01
Hitung Jumlah Data Lama rokok:
Q1 = -12/16 log2 12/16 - 4/16 log2 4/16 = 0,97

Q2 = -11/19 log2 11/19 - 8/19 log2 8/19 = 0,98
Q3 = -9/21 log2 9/21 - 12/21 log2 12/21 = 0,98
Q4 = -5/14 log2 5/14 - 9/14 log2 9/14 = 0,94

Hitung Jumlah Data Pengalaman Berhenti Merokok:
Q1 = -20/50 log2 20/50 – 29/50 log2 29/50 = 0,97
Q2 = -17/20 log2 17/20 – 4/20 log2 4/20 = 0,70

3. Menghitung nilai entrophy tiap atribut:
Jumlah Rokok Per-hari:
E = (25/70) Q1 + (41/70) Q2 + (4/70) Q3 = -0,2

Keluhan:
a.     Sesak Napas.
E = (50/70) Q1 + (20/70) Q2 = -0,27
b.    Batuk
E = (38/70) Q1 + (32/70) Q2 = -0,27
c.     Dahak
E = (17/70) Q1 + (53/70) Q2 = -0,25
d.    Nyeri Dada
E = (18/70) Q1 + (52/70) Q2 = -0,27
e.     Pusing
E = (11/70) Q1 + (59/70) Q2 = -0,27

f.     Flu
E = (12/70) Q1 + (58/70) Q2 = -0,26
g.  Panas
     E = (14/70) Q1 + (56/70) Q2 = -0,52
h.    Lama Rokok

     E = (16/70) Q1 + (19/70) Q2 + (21/70) Q3 + (14/70) Q4 = -0,24
i.      Pengalaman Berhenti Merokok
     E = (49/70) Q1 + (21/70) Q2 = -0,16

Menghitung nilai information gain tiap atribut.
Tabel 2. Hasil Data Gain Penyakit Brokhitis
Data
Nilai Seluruh Data
Nilai Entropy Tiap Atribut
Jumlah
Jumlah Rokok
0,99
0,92
0,07




Sesak Napas
0,99
0,99
0




Batuk
0,99
0,99
0




Dahak
0,99
0,97
0,02




Nyeri Dada
0,99
0,99
0




Pusing
0,99
0,99
0




Flu
0,99
0,98
0,01




Panas
0,99
0,2
0,79




Lama Rokok
0,99
0,96
0,03




Pengalaman Berhenti
0,99
0,9
0,09





Dengan menggunakan langkah – langkah yang sama di hitung nilai information gain atribut seluruhnya, sehingga didapat nilai information gain atribut Panas sebesar 0,79 Sehingga, terpilih atribut

5. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini, maka diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      Jumlah rokok perhari di dapat Q1 = 0,97, Q2 = 0,94, Q3 = -0,05

2.      Dengan Entropy atribut yang dihasilkan sebesar -0,2 maka proses penghitungan jumlah rokok perhari dapat dihasilkan dengan entropy tersebut.

3.      Aplikasi untuk mendiagnosa tingkat kesehatan pasien menghasilkan information gain atribut panas sebesar 0,79. Sehingga proses analisa tingkat kesehatan diakibatkan oleh penyakit dahak yang lebih mengarah kepada bronkhitis.

DAFTAR PUSTAKA

Edy Kurniawan, I Ketut Edy Purnama, Surya Sumpeno, “Analisa Rekam Medis untuk Menentukan Pola Kelompok Penyakit Menggunakan Klasifikasi dengan Decision Tree J4”, Institut Sepuluh Nopember, Surabaya.

Akbar Aji Anugraha, 2012, “Sistem Pakar Deteksi Bahaya Rokok Bagi Kesehatan” Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

Angga Raditya, 2009, Implementasi Data Mining Classification untuk Mencari Pola Prediksi Hujan dengan Menggunakan Algoritma C4.5, Universitas Gunabangsa, Depok.

Ellyza Gustri Wahyuni dan Widodo Prijodiprojo, 2013 “Prototype Sistem Pakar untuk Mendeteksi Tingkat Resiko Penyakit Jantung Koroner dengan Metode Dempster-Shafer , FMIPA UGM, Yogyakarta.

Wenny Widiastuti, Dini Destiani, Dhami Johar Damiri, 2012, ”Aplikasi Sistem pakar deteksi dini pada penyakitTuberkolusis”, Sekolah Tinggi Teknologi Garut.

Rachmawati, Dhami Johar Damiri, Ate Susanto, 2012, “Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Asma” Sekolah Tinggi Teknologi Garut.

Kusyogo Cahyo, Putri Asmita Wigati, Zahroh Shaluhiyah, 2012 “Rokok, Pola Pemasaran dan Perilaku Merokok Siswa SMA/Sederajat di Kota Semarang, Universitas Diponegoro Semarang.

Mamat, 2008, “Faktor-faktor resiko yang berpengaruh terhadap kejadian penyakit jantung koroner terhadap kelompok usia <45 Tahun”. Unoversitas Diponegoro Semarang



Read More ->>
Diberdayakan oleh Blogger.

Pages - Menu